Layanan Donatur
LAZ Masjid Jami' At-Taqwa
Tanda Cinta Kepada Nabi Muhammad SAW

Tanda Cinta Kepada Nabi Muhammad SAW

Oleh: Dr. H. Al Fathan, BS., MAITC.

Bagi seorang muslim, meneladani baginda Nabi Muhammad SAW, adalah sebuah keniscayaan serta sebagai syarat dan bukti cinta kita kepada Allah SWT. Hal ini termaktub dalam firman Nya:

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).

Dengan demikian Allah SWT, menjadikan syarat untuk mendapatkan cinta dan kasih saying Allah SWT adalah mencintai baginda Nabi Muhammad SAW, yang juga menjadi asas keimanan seorang muslim. Al Hafidz Ibn Rajab Al Hanbali berkata: “mencintai Nabi adalah merupakan pokok dari perkara iman, dan ia terhubung kuat dengan cinta kepada Allah SWT, dan Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menjanjikan dengan sebuah ancaman kepada siapa saja yang mendahulukan cintanya atas cinta kepada saudara, harta, tanah air dan makhluk lainnya. Allah SWT berfirman:

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24).

Ibn Rajab menambahkan bahwa hendaklah seorang muslim sejati mendalukukan cintanya kepada Rasulullah SAW, atas diri, anak keturunan, saudara kandung, harta, tempat tinggal (rumah), dan dari apa-apa yang dicintai manusia dalam kehidupan dunia ini.[1]

Tidaklah seorang insan mau mengikuti dan meneladani seseorang kecuali dirinya telah tenggelam lagi hanyut dalam arti cinta yang sejati, sehingga dirinya tidak lagi memikirkan keinginan pribadi kecuali hal tersebut dicintai oleh sang pujaan hati. Imam Al Ghazali didalam kitabnya Al Mukāsyafah menuliskan: cinta adalah tenggelam pada keinginan sang kekasih, yang berarti tiada keinginan bagi sang pecinta kecuali apa yang dimaksud (dituju/ diharap) oleh sang kekasih.

Bagi sang pecinta yang jujur lagi sejati, tentu memiliki tanda dan ciri khusus yang terpancar pada prilaku dan amal perbuatannya. Diatara tanda sekaligus bukti cinta kepada Nabi Muhammad SAW, adalah sebagai berikut:

  1. Senantiasa menyebut nama sang kekasih didalam hati dan memujinya dengan lisan. Salah seorang ulama berkata: “sangat tidak mungkin anda mengenal seseorang dan tidak mencintainya, dan sangat tidak mungkin anda mencintai seseorang dan tidak mengucapkan namanya.” Dan Rasulullah SAW, memerintahkan kita agar senantiasa memperbanyak membaca sholawat sebagai tanda cinta sekaligus harapan doa kita kepadanya. Para ulama berpendapat bahwa jika seorang hamba senatiasa menyebut nama sang kekasih dan mengingat semua keutaman juga kebaikannya niscaya akan bertambah rasa cinta dan kagum kepada sang kekasih.
  1. Mengutamakan cintanya kepada baginda Nabi Muhammad SAW, daripada cinta atas dirinya dan seluruh makhluk. Hal ini terdapat pada kisah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib (ra), tatkala dirinya ditanya, bagaimana cintamu kepada Rasulullah SAW? Ia menjawab: “Demi Allah, Rasulullah lebih kami cintai daripada harta, anak, orang tua, juga air dingin tatkala rasa haus yang mencekik.”[2]
  2. Rindu ingin berjumpa dan bertatap dengannya di dunia dan akhirat. Cinta adalah api yang membara dalam sanubari seorang insan, ia tidak dapat dipadamkan kecuali saat berjumpa dengan yang dikasihi lagi dicintai. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Rabi’ah Ibn Ka’ab Al-Aslami (ra), berkata: “Tatkala diriku bermalam bersama Rasulullah SAW, diriku mendatanginya dengan membawa sebuah bejana air untuk berwudhu, lalu Rasulullah berkata kepadaku, “mintalah sesuatu”, lalu aku menjawab: “aku meminta agar diriku bisa berjumpa denganmu di syurga”. Nabi berkata: “adakah yang lain?”, diriku menjawab: “tidak, cukup itu saja”, Nabi bersabda: “maka bantulah diriku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud.[3]
  3. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk berkorban dengan jiwa dan harta demi Rasulullah SAW. Sungguh hakikat daripada cinta dan makna tertingginya adalah sebuah pengorbanan dan pemberian. Maka, barang siapa merasakan kelezatan cinta tentu dirinya akan mengorbankan apa saja yang dimiliki baik jiwa, harta dan keluarga, hal tersebut tidaklah berarti apa-apa bagi mereka yang dirundung cinta sejati.

Dengan demikian, berkumpulnya kaum muslimin dalam rangka merayakan hari kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW, dengan maksud mengungkapkan cinta dan rasa rindu kepada Rasulullah dengan penuh rasa suka cita dan kegembiraan yang luar biasa, bukanlah hal yang bertententangan dengan syariat Islam, bahkan bisa menjadi sebuah asbab dari turunnya hidayah kepada Cahaya Islam.

Berikan donasi terbaik anda di acara Maulid Nabi Muhammad SAW, bersama Ulama dan Umaro di Pondok Pesentren Attaqwa di sini

[1] Fathu Al-Bari Li Ibn Rajab Al-Hanbali, 1/43.

[2] As-Syifa’ Li Al-Qadhi ‘Iyadh, 2/22.

[3] Shohih Muslim, 1/353, no. 489.

Bantu lebih banyak dengan bergabung sebagai Relawan LAZ Attaqwa !

LAZ Masjid Jami' At-Taqwa

Sesuai Syariah, Mendatangkan Berkah.

TENTANG KAMI

DONASI

Copyright 2024 – Dokter Website